Kamis, 10 November 2011

Berwirausaha

Konsep wirausaha 
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha, wira itu sendiri dapat diartikan sebagai utama, gagah berani, luhur. Sedangkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga (pikiran atau badan) untuk mencapai suatu maksud. Jadi seorang wirausaha adalah orang yang mempunyai usaha sendiri atau orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri
Konsep Kewiraswastaan
Wiraswasta berasal dari kata Wira yang berarti utama, gagah berani, luhur.  Swa berarti sendiri, dan sta berarti berdiri. Jadi Wiraswasta dapat diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta
Menurut DR Suparman Sumahamijaya dosen Fakultas Ekonomi UNPAD bahwa wiraswasta merupakan peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan.

WIRASWASTA menurut DR Daoed Yoesoef (1981:78).
Seorang Wiraswasta adalah:
  • Memimpin Usaha baik secara teknis/atau ekonomis. 
    • Dengan memperhatikan aspek fungsionil alternatif  
      1. Memiliki modal (sebagai owner/secara bagian co-owner).
      2. Sebagai manager(mengurus dalam kapasitas sebagai penanggung jawab)
      3. Mau menerima tantangan ketidakpastian.
      4. Siap menanggung resiko ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
      5. Mempelopori usaha baru.(pionir menerapkan kombinasi baru)
      6. Inovator (penemu),peniru (imitator)
        • Memburu Keuntungan dan manfaat secara maksimal. 
        • Membawa usaha kearah kemajuan, perluasan, perkembangan melalui jalan kepemimpinan ekonomi demi:
          1. Kenaikan prestise.
          2. Kebebasan (independency),kekuasaan dan kehormatan.
          3. Kontinuitas usaha
          Konsep kewirausahaan
          Kewirausahaan adalah Suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis. (Ahmad Sanusi,1994)

          Kewirausahaan adalah Suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu sesuatu yang baru dan berbeda (“ability to create the new and different) (Drucker,1959).

          Kewirausahaan adalah Suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer 1996)

          Kewirausahaan adalah Suatu nilai yang diperlukan untuk memulai usaha (start up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro,1997)

          Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. 

          Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: Wirausaha merupakan usaha pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.

          Peluang usaha di Indonesia
          Peluang usaha di Indonesia terbuka lebar sebagai mata pencaharian masyarakat, beberapa diantaranya sebagai berikut.
          1. Bisnis Online,
          2. Menjadi juragan roti bakar,
          3. Membangun rumah kontrakan,
          4. Menjadi juragan bakso,
          5. Menjual bensin, dan lain-lain.
          Menangkap peluang berwiraswasta
          Peluang wiraswasta di Indonesia terbuka lebar dengan syarat harus kreatif untuk menangkap peluang usaha yang ada apapun bentuknya. Untuk berwiraswasta perlu banyak pertimbangan dan sedikit kenekatan. Faktor yang menghambat untuk berwiraswasta antara lain modal, ide, waktu, pemasaran, dan sebagainya. Dalam 1 hari tersedia waktu 24 jam, banyak yang bisa dilakukan dalam waktu 24 jam tersebut.

          Beberapa alternatif yang memungkinkan untuk menangkap peluang yang ada sebagai berikut.
          • Maksimalkan harta yang ada, seperti rumah dikontrakan, mobil disewakan, motor disewakan (untuk ojeg), lahan kosong ditanami buah-buahan atau sayur-sayuran, dan sebagainya.
          • Maksimalkan hobby, misalnya hobby menulis (kirim tulisan keberbagai media), hobby memasak (jual kue-kue kecil dengan menitipkan kue tersebut di warung-warung dekat rumah anda).
          • Maksimalkan waktu dengan bekerja paruh waktu menjadi guru privat, operator warnet, dan lain-lain.
          • Maksimalkan keahlian, jika bekerja sebagai editor (buka jasa edit naskah freelance), jika dibagian keuangan (buka jasa pembuatan laoran keuangan), dan sebagainya.

          Berani ambil resiko
          Brian Tracy mengatakan “Masa depan dimiliki oleh para pengambil resiko, bukan pencari keamanan. Semakin Anda mencari keamanan, justru akan semakin sedikiti keamanan yang Anda miliki dan semakin mengejar peluang, semakin banyak keamanan yang akan Anda raih.” 

          Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat.

          Berani mengambil resiko adalah kunci sukses dari berwirausaha. Seorang wirausahawan adalah penentu resiko dan bukan penanggung resiko. Ketika wirausawan menetapkan sebuah keputusan berarti sudah memahami secara sadar resiko yang akan dihadapinya. Selanjutnya wirausaha tersebut akan memperkecil resiko-resiko tersebut. Dalam hal ini, penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko. Dalam berwirausaha prakteknya penuh resiko. seperti adanya persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dijual,serta adanya resesi dan inflasi. Namun semua resiko tersebut dengan membuat keputusan dari segala macam segi, serta tidak lupa berlindung dan memohon pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.

          Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Seorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung pada :
          1. daya tarik setiap alternatif
          2. kesediaan untuk rugi
          3. kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal

          Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko antara lain :
          1. keyakinan pada diri sendiri 
          2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan memperoleh keuntungan. 
          3. kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis.
            Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko. Oleh karena itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.

            Menghitung kemungkinan berhasil

            Untuk menghitung kemungkinan berhasil atau tidaknya sebuah usaha dapat menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treat).

            Stanford University's Albert Humphrey memimpin proyek penelitian di tahun 1960-an 1970-an berdasarkan Amerika Serikat 'Fortune 500. Humphrey memimpin proyek penelitian yang akhirnya dikembangkan nya Tim Aksi Model (TAM) yang merupakan konsep manajemen yang memungkinkan kelompok eksekutif untuk mengelola perubahan. SWOT adalah berasal dari-Nya Namun 'Stakeholder Konsep dan Analisis SWOT.', Jika satu hasil untuk mengetahui lebih lanjut tentang penulis di perpustakaan akademik tidak ada yang terakreditasi untuk dirinya. Hal ini biasa bagi seperti sepotong prolifically dikutip dari penelitian tidak memiliki publikasi pasti asli sebagai pusat nya. Pendekatan TAM merupakan salah satu dari nomor yang digunakan oleh para pelatih di seluruh Dunia, meskipun bagi kita pengkreditan untuk Humphrey sebagai pencipta SWOT tidak dapat didukung.

            Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh wirausaha, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang seketika bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh wirausaha.

            Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu : 
            1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
            2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
            3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
            4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan
            William A. Ward pernah berkata, "Ada empat langkah mencapai sukses, yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah menyerah."
            Teddy Roosevelt, mantan presiden AS, berujar, “Seluruh sumber daya yang kita perlukan ada dipikiran.” Anda telah memiliki segala yang diperlukan untuk jadi seorang pemenang.

            Tidak ada komentar:

            Posting Komentar